Rabu, 20 September 2023

Dilema Etika dan Bujukan Moral Dalam Mengambil Keputusan

Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.

Dari pengalaman kita bekerja di manapun, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu.

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Paradigma Dilema Etika

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar.

“Individu” di dalam paradigma ini tidak selalu berarti “satu orang”. Ini juga dapat berarti kelompok kecil dalam hubungannya dengan kelompok yang lebih besar. Seperti juga “kelompok” dalam paradigma ini dapat berarti kelompok yang lebih besar lagi. Itu dapat berarti kelompok masyarakat kota yang sesungguhnya, tapi juga bisa berarti kelompok sekolah, sebuah kelompok keluarga, atau keluarga Anda.

Dilema individu melawan masyarakat adalah bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil , dan apa yang benar untuk yang lain, kelompok yang lebih besar. Guru kadang harus membuat pilihan seperti ini di dalam kelas. Bila satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih banyak pada sebuah tugas, tapi kelompok yang lain sudah siap untuk ke pelajaran berikutnya, apakah pilihan benar yang harus dibuat? Guru mungkin menghadapi dilema individu lawan kelompok.

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain.

Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan) Misalnya ada peraturan di rumah Anda harus ada di rumah pada saat makan malam. Misalnya suatu hari Anda pulang ke rumah terlambat karena seorang teman membutuhkan bantuan Anda. Ini dapat menunjukkan dilema keadilan lawan rasa kasihan, terhadap orang tua Anda. Apakah ada konsekuensi dari melanggar peraturan tentang pulang ke rumah tepat waktu untuk makan malam, atau haruskah orang tua Anda membuat pengecualian?

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.

Hampir dari kita semua pernah mengalami harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman (saudara) yang dalam masalah. Ini adalah salah satu contoh dari pilihan atas kebenaran melawan kesetiaan.

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dll.

Orang tua kadang harus membuat pilihan ini. Contohnya: Mereka harus memilih antara seberapa banyak uang untuk digunakan sekarang dan seberapa banyak untuk ditabung nanti. Pernahkah Anda harus memilih antara bersenang-senang atau melatih instrumen musik atau berolahraga? Bila iya, Anda telah membuat pilihan antara jangka pendek melawan jangka panjang.


Prinsip Dilema Etika

Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral.

(Rukiyanti, L. Andriyani, Haryatmoko, Etika Pendidikan, hal. 43).

Dari kutipan di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.

Silakan membaca 3 (tiga) pernyataan di bawah ini:

  • Melakukan, demi kebaikan orang banyak.
  • Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda.
  • Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Anda.

Selama ini pada saat mengambil keputusan, landasan pemikiran kita memiliki kecenderungan pada prinsip nomor 1, 2, atau 3? 

Etika tentunya bersifat relatif dan bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku. Tentunya ada prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan digunakan. Dalam seminar-seminar, ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:

1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)


9 langkah Pengambilan Keputusan

Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun secara berurutan untuk memandu Anda dalam mengambil keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.

Langkah 1.

Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

Ada 2 alasan mengapa langkah ini adalah langkah yang penting dalam pengujian keputusan. Alasan yang pertama, langkah ini mengharuskan kita untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diperhatikan, alih-alih langsung mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Alasan yang kedua adalah karena langkah ini akan membuat kita menyaring masalah yang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial. Untuk mengenali hal ini bukanlah hal yang mudah. Kalau kita terlalu berlebihan dalam menerapkan langkah ini, dapat membuat kita menjadi orang yang terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan setiap kesalahan yang paling kecil pun. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika lagi.

Langkah 2.

Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi tertentu. Pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Hal yang seharusnya membedakan bukanlah pertanyaan apakah ini dilema saya atau bukan. Karena dalam hubungannya dengan permasalahan moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.

Langkah 3.

Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

Pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail, seperti misalnya apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, dan apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting untuk kita ketahui karena dilema etika tidak menyangkut hal-hal yang bersifat teori, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang nyata di mana data yang mendetail akan bisa menggambarkan alasan seseorang melakukan sesuatu dan kepribadian seseorang akan tercermin dalam situasi tersebut. Hal yang juga penting di sini adalah analisis terhadap hal-hal apa saja yang potensial akan terjadi di waktu yang akan datang.

Langkah 4.

Pengujian benar atau salah, meliputi:

a. Uji Legal

Pertanyaan yang harus diajukan disini adalah apakah dilema etika itu menyangkut aspek pelanggaran hukum. Bila jawabannya adalah iya, maka pilihan yang ada bukanlah antara benar lawan benar, namun antara benar lawan salah. Pilihannya menjadi membuat keputusan yang mematuhi hukum atau tidak, bukannya keputusan yang berhubungan dengan moral.

b. Uji Regulasi/Standar Profesional

Bila dilema etika tidak memiliki aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mungkin ada pelanggaran peraturan atau kode etik. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi Anda.

c. Uji Intuisi

Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.

d. Uji Halaman Depan Koran

Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan pada halaman depan dari koran dan sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi masyarakat? Bila Anda merasa tidak nyaman membayangkan hal itu akan terjadi, kemungkinan besar Anda sedang menghadapi dilema etika.

e. Uji Panutan/Idola

Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.

Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu:

  • Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam.
  • Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.
  • Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), di mana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.

Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil risiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral.

Langkah 5

Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi ini?

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Apa pentingnya mengidentifikasi paradigma, ini bukan hanya mengelompokkan permasalahan namun membawa penajaman pada fokus kenyataan bahwa situasi ini betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.

Langkah 6

Melakukan Prinsip Resolusi

Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?

o Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

o Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

o Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Langkah 7

Investigasi Opsi Trilema

Mencari opsi yang ada di antara 2 opsi. Apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah

Langkah 8

Buat Keputusan

Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.

Langkah 9

Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

Demikian penjelasan tentang dilema etika, paradigma, prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Semoga bermanfaat.


Sumber: LMS modul  program pendidikan guru penggerak kemendikbud Angkatan 6



Senin, 21 Agustus 2023

10 Tips Belajar Efektif

 Belajar efektif adalah keterampilan penting yang dapat membantu Anda meraih hasil yang lebih baik dalam belajar dan memahami informasi. Berikut beberapa tips untuk belajar secara efektif:


1. Buat Rencana Belajar:

   - Tentukan tujuan belajar Anda secara spesifik.

   - Buat jadwal belajar yang teratur, tetapkan waktu untuk materi tertentu, istirahat, dan waktu luang.


2. Buat Lingkungan Belajar yang Baik:

   - Cari tempat yang tenang, terbebas dari gangguan, dan nyaman untuk belajar.

   - Pastikan pencahayaan yang cukup dan tempat duduk yang ergonomis.


3. Pecah Materi Menjadi Bagian-Bagian Kecil:

   - Bagi materi pelajaran menjadi bagian yang lebih kecil dan terkelompok agar lebih mudah dicerna.

   - Fokus pada satu bagian sekaligus untuk menghindari kelelahan dan overloading informasi.


4. Gunakan Metode Pembelajaran yang Beragam:

   - Gunakan berbagai sumber seperti buku, video, catatan, dan sumber-sumber online.

   - Gunakan teknik seperti mind mapping, membaca ulang, membuat catatan, dan menjelaskan kembali kepada diri sendiri.


5. Gunakan Teknik Aktif:

   - Terlibat dalam diskusi, mengajukan pertanyaan, dan mencoba mengajar materi kepada orang lain.

   - Menggunakan pendekatan aktif membantu memperkuat pemahaman dan ingatan.


6. Istirahat yang Teratur:

   - Jadwalkan istirahat singkat setiap kali Anda belajar selama beberapa jam.

   - Istirahat membantu menghindari kejenuhan dan mempertahankan konsentrasi.


7. Tidur yang Cukup:

   - Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup, karena tidur memiliki dampak besar pada pembelajaran dan memori.


8. Ulangi Materi secara Teratur:

   - Gunakan teknik ulangan yang berulang-ulang untuk memperkuat memori jangka panjang.

   - Ulangi materi setelah beberapa waktu untuk memastikan Anda tidak lupa.


9. Pentingkan Keseimbangan:

    - Jangan lupakan waktu untuk rekreasi, olahraga, dan bersosialisasi.

    - Keseimbangan yang baik akan membantu menjaga kesejahteraan mental dan fisik Anda.


10. Berikan Reward pada Diri Sendiri:

    - Berikan hadiah kecil pada diri sendiri setelah mencapai tujuan belajar tertentu.

    - Ini bisa memberikan motivasi tambahan untuk tetap berkomitmen pada proses belajar.


Ingatlah bahwa setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda, jadi eksperimen dengan berbagai teknik dan temukan apa yang paling cocok untuk Anda.


Kamis, 10 Agustus 2023

Capaian Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran

Capaian Pembelajaran dan Tujuan Pembelajaran

Oleh : Zulfian Yusmana, M.Pd (Kepala SMPN 10 Cibeber)


  1. Capaian Pembelajaran

Capaian Pembelajaran adalah hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran yang mencerminkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dikuasai oleh peserta didik. Capaian pembelajaran dapat diukur dan dievaluasi untuk menilai sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Capaian pembelajaran dapat berupa pengetahuan konseptual, keterampilan praktis, sikap, atau kombinasi dari ketiganya.


Capaian Pembelajaran mengacu pada tujuan konkret yang ingin dicapai oleh siswa atau peserta didik dalam suatu proses pembelajaran. Tujuan ini dirumuskan berdasarkan standar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan suatu kurikulum, program, atau materi pembelajaran tertentu.


Capaian Pembelajaran umumnya merujuk pada keterampilan, pengetahuan, sikap, dan pemahaman yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mengikuti suatu periode pembelajaran tertentu. Tujuan ini membantu mengukur sejauh mana siswa telah berhasil mencapai kompetensi atau kualifikasi tertentu. Capaian Pembelajaran sering kali digunakan sebagai acuan untuk merancang kurikulum, mengembangkan materi pembelajaran, merencanakan pengajaran, dan melakukan penilaian terhadap kemajuan siswa.


Dalam konteks pendidikan formal, Capaian Pembelajaran sering kali dinyatakan dalam bentuk kompetensi atau tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur. Misalnya, dalam kurikulum suatu mata pelajaran, Capaian Pembelajaran dapat merinci apa yang diharapkan siswa ketahui, pahami, dan bisa lakukan setelah mengikuti pembelajaran tersebut.


Penting untuk merancang Capaian Pembelajaran yang jelas dan terukur, sehingga pengajaran dan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif, dan evaluasi terhadap kemajuan siswa dapat dilakukan secara obyektif.


  1. Tujuan Pembelajaran (TP)

Merumuskan tujuan pembelajaran adalah proses yang melibatkan pengidentifikasian apa yang ingin dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan suatu proses pembelajaran. 

Konsep Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi, yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap, yang diperoleh murid dalam satu atau lebih kegiatan pembelajaran.


Tujuan pembelajaran disusun dengan memperhatikan eviden atau bukti yang dapat diamati dan diukur pada murid, sehingga murid dapat dinyatakan mencapai suatu tujuan pembelajaran.


Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu kompetensi dan lingkup materi.


1. Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan yang perlu didemonstrasikan oleh murid untuk menunjukkan dirinya telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan pembelajaran, antara lain:


Secara konkret, kemampuan apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?

Tahap berpikir apa yang perlu didemonstrasikan oleh murid?


2. Lingkup materi

Lingkup materi merupakan konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan pembelajaran, antara lain:

  • Hal apa saja yang perlu dipelajari murid dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP?

  • Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian murid dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP? (misal: proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)


Konsep Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Jika Capaian Pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan dapat dicapai murid di akhir fase, maka Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran.

  • Alur menjadi panduan guru dan murid untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir suatu fase.

  • Tujuan pembelajaran disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu.

  • Guru dapat menyusun ATP masing-masing, yang terdiri dari rangkaian tujuan pembelajaran.

  • Pemerintah akan menyediakan beberapa contoh ATP yang bisa langsung digunakan atau dimodifikasi, dan membuat panduan untuk penyusunan perangkat ajar.


Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah langkah-langkah yang merinci perencanaan tujuan pembelajaran dari tingkat konsep hingga tingkat tindakan konkret yang diharapkan dicapai oleh siswa. ATP membantu menguraikan hubungan antara tujuan pembelajaran secara berurutan dan logis. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):


Tentukan Tujuan Pembelajaran Utama: Identifikasi tujuan utama atau kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa pada akhir pembelajaran. Tujuan ini mencerminkan pemahaman konsep atau keterampilan kunci yang ingin siswa kuasai.


Pecah Tujuan Utama menjadi Subtujuan: Bagi tujuan utama menjadi subtujuan yang lebih spesifik dan dapat diuraikan. Subtujuan ini seharusnya mencakup konsep atau aspek yang lebih detail dari tujuan utama.


Rangkai Subtujuan dalam Alur: Susun subtujuan dalam urutan logis atau hirarkis, yang menggambarkan langkah-langkah bertahap menuju pencapaian tujuan utama. Pastikan bahwa setiap subtujuan membangun pada subtujuan sebelumnya.


Tentukan Indikator atau Kriteria: Setiap subtujuan harus memiliki indikator atau kriteria yang jelas untuk menunjukkan bagaimana siswa dapat membuktikan bahwa mereka telah mencapai subtujuan tersebut. Indikator ini akan membantu dalam penilaian kemajuan siswa.


Tingkatkan Detail Secara Bertahap: Setiap subtujuan harus merinci keterampilan atau pengetahuan yang lebih spesifik. Jika diperlukan, pecah subtujuan lebih lanjut menjadi langkah-langkah yang lebih kecil.


Jelaskan Konteks dan Aplikasi: Sertakan contoh konteks atau situasi di mana siswa akan menggunakan keterampilan atau pengetahuan yang dipelajari. Ini membantu siswa memahami relevansi dan cara praktis penggunaan.


Pastikan Keselarasan dengan Kurikulum: Pastikan bahwa ATP sesuai dengan kurikulum yang ada dan menggambarkan langkah-langkah yang mengarah pada pencapaian tujuan kurikulum.


Contoh Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) untuk Mata Pelajaran Sains (Tema: Perubahan Wujud Benda):


Tujuan Pembelajaran Utama: Siswa dapat menjelaskan dan mengidentifikasi perubahan wujud benda serta menggambarkan prosesnya.


ATP:


Subtujuan: Siswa dapat mengenali tiga wujud benda (padat, cair, gas).


Indikator: Siswa dapat menyebutkan tiga wujud benda.

Konteks: Identifikasi wujud benda sehari-hari.

Subtujuan: Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri masing-masing wujud benda.


Indikator: Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri padat, cair, dan gas.

Konteks: Menjelaskan ciri cairan dalam kehidupan sehari-hari.

Subtujuan: Siswa dapat menggambarkan perubahan wujud benda dari satu bentuk ke bentuk lain.


Indikator: Siswa dapat menggambarkan perubahan es menjadi air.

Konteks: Menggunakan contoh dalam kehidupan nyata.

Subtujuan: Siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan wujud benda.


Indikator: Siswa dapat menyebutkan faktor suhu dan tekanan.

Konteks: Hubungan suhu dan perubahan wujud es.

Subtujuan: Siswa dapat merancang percobaan sederhana untuk mengamati perubahan wujud benda.


Indikator: Siswa dapat merancang percobaan dengan menggunakan es dan air.

Konteks: Menerapkan konsep dalam situasi eksperimen.


Alur Tujuan Pembelajaran ini memberikan panduan yang terstruktur bagi guru dalam merencanakan pembelajaran dan menilai pencapaian siswa. Dengan ATP yang baik, proses pembelajaran dapat diarahkan dengan lebih efektif, dan evaluasi kemajuan siswa dapat dilakukan dengan lebih sistematis.



Jumat, 04 Agustus 2023

Kenapa Kurikulum Harus Berubah?

Kenapa Kurikulum Harus Berubah?

Ada beberapa alasan mengapa kurikulum harus berubah:


  1. Perkembangan zaman: Kurikulum harus mengikuti perkembangan zaman dan teknologi agar siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.


  1. Persaingan global: Dalam era globalisasi, siswa harus siap bersaing dengan siswa dari negara lain. Kurikulum yang diperbarui dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di tingkat internasional.


  1. Perubahan dalam kebutuhan masyarakat: Kebutuhan masyarakat terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Kurikulum yang diperbarui dapat memastikan bahwa siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.


  1. Peningkatan kualitas pendidikan: Dengan mengubah kurikulum, pendidikan dapat ditingkatkan dengan memperkenalkan metode pengajaran yang lebih efektif dan relevan. Kurikulum yang diperbarui juga dapat membantu meningkatkan kualitas guru dan siswa.


  1. Pemenuhan standar pendidikan: Kurikulum harus memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga pendidikan. Jika ada perubahan dalam standar pendidikan, kurikulum harus disesuaikan agar siswa dapat memenuhi persyaratan tersebut.


  1. Pengembangan potensi siswa: Kurikulum yang diperbarui dapat membantu mengembangkan potensi siswa secara maksimal. Dengan memperkenalkan mata pelajaran yang beragam dan memperhatikan kebutuhan individu siswa, kurikulum dapat membantu siswa menemukan minat dan bakat mereka.


  1. Peningkatan relevansi pendidikan: Kurikulum yang diperbarui dapat membantu meningkatkan relevansi pendidikan dengan dunia nyata. Dengan memperkenalkan mata pelajaran yang lebih praktis dan terkait dengan kehidupan sehari-hari, siswa dapat melihat hubungan antara apa yang mereka pelajari di sekolah dengan kehidupan mereka di luar sekolah.


Dalam rangka memastikan bahwa kurikulum tetap relevan dan efektif, perubahan dan penyesuaian harus terus dilakukan.


Perubahan kurikulum juga dapat membantu mengatasi tantangan dan masalah yang mungkin muncul dalam sistem pendidikan saat ini. Misalnya, kurikulum yang diperbarui dapat membantu mengatasi kesenjangan dalam pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, atau antara sekolah negeri dan swasta. Kurikulum yang diperbarui juga dapat membantu mengatasi masalah seperti tingkat putus sekolah yang tinggi atau rendahnya minat siswa dalam belajar.


Selain itu, perubahan kurikulum juga dapat membantu mengatasi masalah seperti kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, kurangnya keterampilan kritis dan kreatif, atau kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai sosial dan budaya. Dengan mengubah kurikulum, pendidikan dapat menjadi lebih inklusif, relevan, dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk berkembang.


Dalam mengubah kurikulum, penting untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan dapat membantu memastikan bahwa perubahan kurikulum mencerminkan kebutuhan dan harapan mereka.


Dalam kesimpulannya, perubahan kurikulum diperlukan untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan, efektif, dan dapat memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat. Dengan mengikuti perkembangan zaman, memenuhi standar pendidikan, dan mengembangkan potensi siswa, kurikulum yang diperbarui dapat membantu menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk berkembang.



Pihak-pihak yang terlibat dalam perubahan kurikulum dapat meliputi:

  1. Pemerintah: Pemerintah memiliki peran penting dalam menentukan kebijakan pendidikan dan merumuskan kurikulum nasional. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa kurikulum memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.


  1. Lembaga pendidikan: Lembaga pendidikan, seperti sekolah dan universitas, juga terlibat dalam perubahan kurikulum. Mereka dapat memberikan masukan dan saran dalam merancang dan mengimplementasikan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan masyarakat.


  1. Guru: Guru memiliki peran kunci dalam mengajar dan melaksanakan kurikulum. Mereka dapat memberikan masukan tentang keefektifan kurikulum saat ini dan memberikan saran untuk perubahan yang diperlukan. Guru juga dapat membantu dalam mengembangkan metode pengajaran yang lebih efektif dan relevan.


  1. Siswa: Siswa juga dapat terlibat dalam perubahan kurikulum melalui partisipasi dalam survei, diskusi, atau kelompok diskusi. Pendapat dan pengalaman siswa dapat membantu dalam merancang kurikulum yang lebih menarik dan relevan bagi mereka.


  1. Orang tua: Orang tua juga memiliki peran penting dalam perubahan kurikulum. Mereka dapat memberikan masukan tentang kebutuhan dan harapan mereka terhadap pendidikan anak-anak mereka. Orang tua juga dapat membantu dalam memantau dan mendukung implementasi kurikulum di rumah.


  1. Masyarakat: Masyarakat juga dapat terlibat dalam perubahan kurikulum melalui partisipasi dalam forum diskusi atau konsultasi publik. Mereka dapat memberikan masukan tentang kebutuhan dan harapan mereka terhadap pendidikan. Masyarakat juga dapat membantu dalam mempromosikan dan mendukung implementasi kurikulum di tingkat lokal.


Melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam perubahan kurikulum dapat membantu memastikan bahwa perubahan tersebut mencerminkan kebutuhan dan harapan semua pihak yang terlibat. Hal ini juga dapat meningkatkan penerimaan dan dukungan terhadap perubahan kurikulum, sehingga dapat berhasil diimplementasikan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi siswa dan masyarakat.


Dalam mengubah kurikulum, penting untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti guru, siswa, orang tua, dan masyarakat. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan dapat membantu memastikan bahwa perubahan kurikulum mencerminkan kebutuhan dan harapan mereka.


Dalam melakukan perubahan kurikulum, saya merasa antusias dan optimis. Saya percaya bahwa perubahan kurikulum dapat membawa perbaikan dan peningkatan dalam sistem pendidikan. Saya juga merasa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perubahan tersebut benar-benar bermanfaat bagi siswa dan masyarakat.


Saya menyadari bahwa perubahan kurikulum tidaklah mudah dan membutuhkan waktu serta upaya yang besar. Namun, saya yakin bahwa dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan mendengarkan masukan mereka, perubahan kurikulum dapat dilakukan dengan baik dan memberikan hasil yang positif.


Saya juga menyadari bahwa perubahan kurikulum dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan tantangan bagi beberapa pihak. Namun, saya percaya bahwa dengan menjelaskan alasan dan manfaat perubahan tersebut secara jelas, serta memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan, kita dapat mengatasi hambatan tersebut dan mencapai tujuan yang diinginkan.


Dalam melakukan perubahan kurikulum, saya berusaha untuk tetap terbuka terhadap masukan dan saran dari berbagai pihak. Saya percaya bahwa dengan bekerja sama dan saling mendukung, kita dapat menciptakan kurikulum yang lebih baik dan relevan bagi siswa dan masyarakat.


Secara keseluruhan, saya merasa bahwa perubahan kurikulum adalah langkah yang penting dan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Saya berharap bahwa perubahan tersebut dapat memberikan manfaat yang nyata bagi siswa dan masyarakat, serta membantu menciptakan sistem pendidikan yang lebih baik dan inklusif.




Setelah perubahan kurikulum, rencana yang akan saya lakukan adalah:


1. Memahami kurikulum baru: Saya akan mempelajari dengan seksama kurikulum baru yang telah diperbarui. Saya akan membaca pedoman dan materi yang terkait dengan kurikulum tersebut agar saya dapat memahami dengan baik apa yang diharapkan dari siswa dan bagaimana saya dapat mengajar dengan efektif.


2. Mengembangkan metode pengajaran yang sesuai: Saya akan mencari dan mengembangkan metode pengajaran yang sesuai dengan kurikulum baru. Saya akan mencari cara untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan bagi siswa, sehingga mereka dapat lebih mudah memahami dan menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh.


3. Mengikuti pelatihan dan workshop: Saya akan mencari pelatihan dan workshop yang berkaitan dengan kurikulum baru. Saya akan berusaha untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan saya sebagai guru agar saya dapat mengajar dengan lebih baik sesuai dengan kurikulum yang diperbarui.


4. Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran: Saya akan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi aktif dalam kelas. Saya akan mendorong mereka untuk berpikir kritis, berdiskusi, dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka dalam memecahkan masalah dan memahami konsep yang diajarkan.


5. Memonitor perkembangan siswa: Saya akan memonitor perkembangan siswa secara teratur untuk memastikan bahwa mereka dapat mengikuti kurikulum dengan baik. Saya akan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa dan memberikan bantuan tambahan jika diperlukan.


6. Berkomunikasi dengan orang tua: Saya akan berkomunikasi secara teratur dengan orang tua siswa untuk memberikan informasi tentang kurikulum baru dan perkembangan siswa. Saya akan menjelaskan tujuan dan manfaat dari perubahan kurikulum serta memberikan saran kepada orang tua tentang bagaimana mereka dapat mendukung pembelajaran anak-anak mereka di rumah.


7. Evaluasi dan penyesuaian: Saya akan terus melakukan evaluasi terhadap kurikulum dan metode pengajaran yang saya gunakan. Jika ada kekurangan atau masalah yang muncul, saya akan mencari solusi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan agar pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik.


Dalam melakukan rencana ini, saya akan berusaha untuk tetap fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Saya akan terus belajar dan beradaptasi dengan kebutuhan siswa dan perkembangan pendidikan. Saya juga akan berusaha untuk terus berkomunikasi dan bekerja sama dengan rekan guru, orang tua, dan siswa untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang optimal.


Senin, 05 Juni 2023

Aplikasi Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) SMP 2023

 Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Apa kabar Bapak/Ibu Guru Hebat, kali ini saya mencoba untuk berbagi Aplikasi Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) untuk SMP. 

Surat Keterangan Kelakuan Baik ( SKKB ) merupakan surat pernyataan yang dikeluarkan Sekolah bahwasanya seorang peserta didik berkelakuan baik selama belajar di Sekolah tersebut. SKKB biasanya dibutuhkan dan menjadi salah satu syarat ketika peserta didik lulus dari Sekolah bersangkutan dan hendak melanjutkan pendidikan di Sekolah lain dengan tingkat yang lebih tinggi. 

Menjelang berakhirnya Tahun Ajar 2022/2023 pihak sekolah tentunya harus mempersiapkan berbagai dokumen, salah satunya adalah untuk pembuatan SKKB peserta didik. Pembuatan Surat Keterangan Kelakuan Baik akan lebih mudah dengan aplikasi Cetak SKKB yang saya bagikan pada kesempatan kali ini. 


Aplikasi SKKB terbaru ini dapat memudahkan Bapak/Ibu Guru dalam pembuatan SKKB di Sekolah karena cara penggunaannya cukup memasukan data peserta didik secara keseluruhan yang ada di Sekolah kemudian secara otomatis SKKB terisi dengan data masing – masing peserta didik tersebut. Berbeda jika dilakukan dengan cara manual yang akan menghabiskan banyak waktu dan membutuhkan kesabaran. 

Selengkapnya Aplikasi Cetak SKKB 2023 secara gratis dapat diunduh pada link dibawah ini.

SKKB 2023

Menu dan data didalamnya juga dapat diedit dan disesuaikan dengan data Sekolah dan data siswa di Sekolah Bapak/Ibu.  Silahkan dimanfaatkan untuk mempermudah pembuatan SKKB peserta didik secara mudah dan otomatis. 

Semoga dapat bermanfaat. Salam Guru Hebat.

Wassalam.

Jumat, 26 Mei 2023

Contoh RPP Berdiferensiasi Matematika SMP Materi Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variable

 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

 

Sekolah                        : SMPN 10 Cibeber

Mata Pelajaran              : Matematika

Kelas/Semester             : VII / Ganjil

Materi Pokok                : Persamaan dan pertidaksamaan linear satu variable

Alokasi Waktu              : 1 Pertemuan (3 x 40 menit)

 

A.     Kompetensi Dasar

3.6. Menjelaskan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel dan penyelesaiannya

4.6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel

B.      Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.6.1.        Menjelaskan Definisi Persamaan linear satu variable.

3.6.2.        Menentukan  nilai  variabel  dalam  persamaan  linear  satu variabel.

C.     Tujuan Pembelajaran

●        Melalui kegiatan mengamati video, peserta didik dapat menjelaskan pengertian persamaan linear satu variabel

●        Menentukan  nilai  variabel  dalam  persamaan  linear  satu variabel.

D.     Materi Pembelajaran

●        Persamaan linear satu variabel

●        Pengertian Persamaan linear satu variabel

●        Menentukan himpunan penyelesaian Persamaan linear satu variabel

E.      Media Pembelajaran

a.          Laptop

b.         LCD

c.          Power Point

d.         Internet

 

F.      Sumber Belajar

1. As’ari, Abdur Rahman, dkk.. (2016). Matematika Jilid I untuk SMP Kelas VII. Edisi Revisi 2016. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. 


https://youtu.be/JSMkMbBZHwU

. Modul

 

G.     Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi Kegiatan

Pendahuluan

●       Memberikan salam, mengingatkan peserta didik untuk selalu menjaga kesehatan dengan mengikuti protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

●       Mengadakan kesepakatan kelas untuk pembelajaran hari ini.

●       Melakukan ice breaking dengan ‘mengidentifikasi emosi’. 

●       Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

●       Memberikan motivasi kepada peserta didik bahwa jika mereka mampu memahami konsep aljabar khususnya persamaan linear satu variabel dengan baik maka mereka akan mampu menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-harinya.

●       Memberikan apersepsi berupa pertanyaan arahan terkait kegiatan sehari-hari yang pernah mereka alami (pengalaman) peserta didik menyangkut konsep aljabar khususnya persamaan linear satu variabel.

Kegiatan Inti

•     Mencermati Video https://youtu.be/JSMkMbBZHwU (Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (Bagian - 1)) terkait contoh pernyataan dan kalimat terbuka dan peserta didik menyatakan pendapat atau pandangan mereka terkait hal menarik dari video yang disajikan.

•     Peserta didik menyatakan pendapat mereka terkait pernyataan dan kalimat terbuka.

•     Mencermati dua kelompok kalimat dimana kelompok 1 terdapat contoh kalimat yang merupakan pernyataan dan Kelompok ke-2 merupakan kalimat terbukaPeserta didik menyatakan pendapatnya terkait kalimat  mana yang merupakan kalimat terbuka atau kalimat tertutup (pernyataan)

•     Mendiskusikan Bersama kelompoknya pada Lembar Kegiatan Pembelajaran Peserta didik (LKPM) terkait penyelesaian masalah sehari-hari yang berkaitan dengan persamaan.

•     Memberikan link materi (video, audio, modul) kepada peserta didik untuk menambah referensi/literatur mereka terkait materi yang dibahas. (diferensiasi konten)

•     Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih jenis materi yang mereka sukai.

 

Diferensiasi Proses:

•     Peserta didik yang sudah memahami konsep persamaan linear satu variabel, diminta mengerjakan soal pada LKPM. Guru menjadi fasilitator jika peserta didik mengalami kendala dengan memberikan pertanyaan arahan.

•     Peserta didik yang sudah memahami konsep persamaan linear satu variabel namun belum mampu menentukan himpunan penyelesaian, dipandu dengan memberikan contoh yang sudah disediakan terkait cara menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel. Guru tetap menjadi fasilitator dengan memantau proses peserta didik dan memberikan pertanyaan arahan jika peserta didik mengalami kendala.

•     Peserta didik yang tidak memahami konsep persamaan linear satu variabel dan juga belum mampu memahami cara menentukan himpunan penyelesaian, diberikan pendalaman materi terkait persamaan.

•     Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil pekerjaan mereka terkait permasalahan persamaan yang diberikan, sementara peserta didik lain memberikan komentar/tanggapan, guru sebagai fasilitator dan mediator.

•     Guru memberikan konfirmasi terkait konsep persamaan.

•     Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil pekerjaan mereka pada LKPM, sementara peserta didik lain memberikan komentar/tanggapan, guru sebagai fasilitator dan mediator.

•     Guru memberikan konfirmasi terkait hasil pekerjaan peserta didik.

•     Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang masih belum dikuasai.

 

 

•     Meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta didik dalam menyelesaikan persamaan linear satu variabel yang ditemui di sekitarnya, dengan memberikan penugasan untuk membuat suatu laporan. 

•     Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk menentukan format laporannya (makalah, ppt, video, atau format lain yang sesuai dengan keterampilan dan minat mereka) laporan dibuat dengan kriteria yang jelas terkait apa saja yang harus dibahas dan ada pada laporan. (Diferensiasi produk)

•     Menyepakati batas waktu penyelesaian kegiatan (1 Minggu) 

Kegiatan Penutup

Peserta didik :

•     Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi persamaan yang baru dilakukan.

•     Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran persamaan yang baru diselesaikan.

•     Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru :

•     Memeriksa pekerjaan siswa  yang selesai  langsung diperiksa untuk materi pelajaran Persamaan.

•     Peserta didik yang  selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat,  untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran persamaan.

•     Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran persamaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

•     Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam, serta mengingatkan peserta didik untuk selalu mematuhi protokol kesehatan.

 

H.     Penilaian Hasil Pembelajaran

1.       Teknik Penilaian (terlampir)

1)    Sikap

-        Penilaian Observasi

Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap

No

Nama Siswa

Aspek Perilaku yang Dinilai

Jumlah Skor

Skor Sikap

Kode Nilai

BS

JJ

TJ

DS

1

75

75

50

75

275

68,75

C

2

...

...

...

...

...

...

...

Keterangan :

•   BS : Bekerja Sama

•   JJ : Jujur

•   TJ : Tanggun Jawab

•   DS : Disiplin

 

2)    Pengetahuan

-        Tertulis Uraian dan atau Pilihan Ganda (Lihat lampiran)

-        Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan

-        Penugasan (Lihat Lampiran)

Tugas Rumah

a.  Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik

b.  Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik

c.  Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.

 

3)    Keterampilan

-        Penilaian Unjuk Kerja

Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:

 

 

2.       Pembelajaran Remedial dan Pengayaan

a.       Remedial

Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa memberikan soal tambahan.

CONTOH PROGRAM REMIDI

 

Sekolah                             :  ……………………………………………..

Kelas/Semester                  :  ……………………………………………..

Mata Pelajaran                  :  ……………………………………………..

PH Ke            :  ……………………………………………..

Tanggal PH                        :  ……………………………………………..

Bentuk PH      :  ……………………………………………..

Materi PH      :  ……………………………………………..

(KD / Indikator)                :  ……………………………………………..

KKM                                :  ……………………………………………..

 

No

Nama Peserta Didik

Nilai PH

Indikator yang Belum Dikuasai

Bentuk Tindakan Remedial

Nilai Setelah Remedial

Keterangan

1

 

 

 

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

3

 

 

 

 

 

 

4

 

 

 

 

 

 

5

 

 

 

 

 

 

6

 

 

 

 

 

 

dst

 

 

 

 

 

 

 

b.      Pengayaan

Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan.

 

 

 

                                                                                                   Cibeber, 06 November 2022

 

Mengetahui

Kepala Sekolah                                                    Guru Mata Pelajaran

 

 

 

 

 

ZULFIAN YUSMANA, M.Pd                              ZULFIAN YUSMANA, M.Pd

NIP. 197909222009021002                                  NIP. 197909222009021002

 

Catatan Kepala Sekolah

........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................................