Selasa, 19 November 2024

Prosedur Operasional Standar Pelaksanaan ANBK Tahun 2024


POS ANBK 2024
merupakan pedoman lengkap yang mengatur pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) di tahun 2024. Dokumen ini memberikan panduan rinci mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga pelaporan hasil ANBK.

Tujuan POS ANBK:

  • Menyediakan pedoman yang jelas dan konsisten dalam pelaksanaan ANBK.
  • Memastikan pelaksanaan ANBK berjalan efektif dan efisien.
  • Meningkatkan kualitas data yang dihasilkan dari ANBK.
  • Mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Ruang Lingkup POS ANBK:

POS ANBK mencakup berbagai aspek, antara lain:

  • Pendahuluan: Latar belakang, tujuan, dan ruang lingkup ANBK.
  • Persiapan Penyelenggaraan ANBK:
    • Persiapan teknis (perangkat keras, lunak, jaringan).
    • Persiapan sumber daya manusia (petugas, pengawas).
    • Persiapan peserta didik (simulasi, sosialisasi).
  • Pelaksanaan ANBK:
    • Jadwal pelaksanaan.
    • Prosedur pelaksanaan tes.
    • Penanganan masalah teknis.
  • Pelaporan Hasil ANBK:
    • Pengumpulan dan pengolahan data.
    • Analisis hasil ANBK.
    • Penyusunan laporan.
    • Diseminasi hasil ANBK.

Komponen Utama ANBK:

ANBK terdiri dari tiga komponen utama:

  • Asesmen Kompetensi Minimum (AKM): Mengukur literasi membaca dan literasi numerasi siswa.
  • Survei Karakter: Mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter siswa.
  • Survei Lingkungan Belajar: Mengukur kualitas lingkungan belajar di sekolah.  

Manfaat POS ANBK:

  • Standarisasi: Menjamin pelaksanaan ANBK yang seragam di seluruh Indonesia.
  • Efisiensi: Meningkatkan efisiensi pelaksanaan ANBK.
  • Akurasi: Meningkatkan akurasi data yang dihasilkan.
  • Transparansi: Meningkatkan transparansi proses pelaksanaan ANBK.
  • Perbaikan Mutu: Mendukung upaya perbaikan mutu pendidikan.

Cara Mendapatkan POS ANBK 2024:

Anda dapat mengakses POS ANBK 2024 melalui:

  • Website resmi ANBK: anbk.kemdikbud.go.id
  • Platform Merdeka Belajar: merdeka.kemdikbud.go.id
  • Portal resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)

Penting untuk diperhatikan:

  • POS ANBK 2024 bersifat dinamis dan dapat mengalami pembaruan sesuai dengan perkembangan.
  • Selalu rujuk pada POS ANBK terbaru untuk mendapatkan informasi yang paling akurat.

Informasi Tambahan:

  • Juknis POS ANBK: Selain POS ANBK, terdapat juga Juknis (Juknis teknis) yang memberikan petunjuk teknis pelaksanaan ANBK secara lebih detail.
  • Pelatihan: Sebelum pelaksanaan ANBK, biasanya diadakan pelatihan bagi petugas dan pengawas untuk memastikan pemahaman yang sama terhadap POS ANBK.

Dengan memahami POS ANBK 2024, diharapkan pelaksanaan ANBK dapat berjalan lancar dan menghasilkan data yang berkualitas untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Contoh POS ANBK Pada Satuan Pendidikan Sekolah Dasar

Salinan SK Nomor 019_H_KP_2024 tentang POS Pedoman Penyelenggaraan Asesmen Nasional

Rabu, 13 Maret 2024

Membangun Komunitas Belajar yang Berhasil dalam Sekolah: Kunci Keberhasilan Kolaborasi Pendidik

 

A.      Pendahuluan

Pendidikan merupakan fondasi penting dalam pembangunan masyarakat yang berkualitas. Salah satu faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pembelajaran adalah melalui pembentukan komunitas belajar di lingkungan sekolah. Komunitas belajar merupakan wadah kolaboratif di antara pendidik untuk saling belajar, berbagi pengetahuan, dan meningkatkan praktik pengajaran. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara terperinci tentang bagaimana membangun komunitas belajar yang sukses dalam konteks sekolah.

 

B.      Manfaat Komunitas Belajar dalam Sekolah

Membangun komunitas belajar yang efektif di sekolah memiliki beragam manfaat. Pertama, komunitas belajar memungkinkan pendidik untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman dalam menghadapi tantangan pembelajaran. Kolaborasi ini dapat meningkatkan kreativitas, inovasi, dan efektivitas pengajaran. Kedua, melalui komunitas belajar, pendidik dapat terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka, sehingga dapat memberikan pembelajaran yang lebih baik kepada peserta didik. Ketiga, komunitas belajar juga dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung, di mana setiap anggota merasa dihargai dan didengarkan.

 

C.      Langkah-langkah Membangun Komunitas Belajar yang Sukses

  • Komitmen dan Dukungan Kepemimpinan: Kepala sekolah memegang peran kunci dalam membangun komunitas belajar yang sukses. Mereka perlu memberikan dukungan, menjadi teladan, dan terlibat aktif dalam kegiatan komunitas belajar.
  • Norma dan Etika Komunitas: Anggota komunitas belajar perlu menyepakati norma dan etika yang akan menjadi pedoman dalam interaksi dan kolaborasi. Hal ini mencakup komitmen untuk hadir tepat waktu, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan menghargai pendapat orang lain.
  • Fokus pada Pembelajaran: Komunitas belajar harus selalu memfokuskan diskusi dan kegiatan pada pembelajaran peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan merujuk pada pertanyaan kunci yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.
  • Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama: Anggota komunitas belajar perlu bekerja secara kolaboratif, saling mendukung, dan bertanggung jawab atas kesuksesan bersama. Kolaborasi ini dapat menciptakan lingkungan yang saling memperkuat dan memajukan.

 

D.      Cara memotivasi anggota komunitas belajar untuk terus berkolaborasi

Memotivasi anggota komunitas belajar untuk terus berkolaborasi merupakan kunci keberhasilan dalam membangun lingkungan belajar yang produktif dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memotivasi anggota komunitas belajar:

  • Berkomunikasi secara Terbuka: Penting untuk membuka saluran komunikasi yang efektif di antara anggota komunitas belajar. Dengan berbagi informasi, ide, dan masalah secara terbuka, anggota akan merasa dihargai dan terlibat dalam proses kolaborasi.
  • Mengakui dan Menghargai Kontribusi: Penting untuk mengakui dan menghargai kontribusi setiap anggota dalam komunitas belajar. Memberikan apresiasi atas ide, usulan, atau kontribusi positif lainnya dapat meningkatkan motivasi anggota untuk terus berpartisipasi.
  • Membangun Lingkungan yang Inklusif: Pastikan bahwa setiap anggota merasa diterima dan didengarkan dalam komunitas belajar. Menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung akan mendorong anggota untuk berbagi, belajar, dan berkolaborasi dengan lebih baik.
  • Menetapkan Tujuan Bersama: Menetapkan tujuan dan visi bersama untuk komunitas belajar dapat menjadi motivasi yang kuat bagi anggota. Dengan memiliki tujuan yang jelas dan terukur, anggota akan merasa terdorong untuk bekerja sama mencapai hasil yang diinginkan.
  • Memberikan Kesempatan untuk Berkembang: Memberikan kesempatan bagi anggota komunitas belajar untuk terus belajar dan berkembang dapat menjadi motivasi tambahan. Pelatihan, workshop, atau sesi pembelajaran bersama dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan anggota, sehingga mereka merasa nilainya dihargai.
  • Mengadakan Kegiatan Bersama: Mengadakan kegiatan sosial atau kegiatan lain di luar kegiatan belajar juga dapat meningkatkan rasa solidaritas dan motivasi anggota. Kegiatan ini dapat menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara anggota komunitas belajar.
  • Memberikan Dukungan dan Dorongan: Sebagai pemimpin atau fasilitator komunitas belajar, memberikan dukungan dan dorongan kepada anggota sangat penting. Memberikan umpan balik konstruktif, mendukung ide-ide baru, dan memberikan bimbingan saat diperlukan dapat membantu mempertahankan motivasi anggota.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, diharapkan anggota komunitas belajar akan terus termotivasi untuk berkolaborasi, belajar bersama, dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 

E.       Mengukur Keberhasilan Komunitas Belajar

Keberhasilan komunitas belajar dapat diukur melalui berbagai indikator, seperti peningkatan kualitas pembelajaran, hasil belajar siswa, tingkat partisipasi anggota, dan tingkat kepuasan anggota. Evaluasi secara berkala perlu dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas komunitas belajar dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

 

F.       Penutup

Membangun komunitas belajar yang sukses dalam sekolah membutuhkan komitmen, kolaborasi, dan fokus pada pembelajaran. Dengan adanya komunitas belajar yang solid, pendidik dapat saling mendukung, belajar bersama, dan meningkatkan praktik pengajaran mereka. Dengan demikian, kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat terus ditingkatkan. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi dalam membangun komunitas belajar yang efektif di lingkungan sekolah.

Sumber: Petunjuk Awal Membangun Komunitas Belajar Dalam Sekolah, Kemedikbudristek Dirjen GTK Tahun 2022

Senin, 04 Maret 2024

Perjalanan Menuju Merdeka Belajar

 

Selasa, 20 Februari 2024

Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Coaching dalam Supervisi Akademik

Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Coaching dalam Supervisi Akademik

Oleh : Zulfian Yusmana, M.Pd

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam dunia pendidikan, supervisi akademik memegang peran penting dalam pengembangan kualitas pembelajaran di sekolah. Salah satu pendekatan yang semakin populer dalam konteks supervisi akademik adalah coaching. Coaching untuk supervisi akademik merupakan metode yang bertujuan untuk memberdayakan guru, meningkatkan kualitas pengajaran, dan mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

Pendekatan coaching dalam supervisi akademik menekankan pada pemberdayaan individu, dialog dua arah, dan pengembangan potensi guru. Seorang supervisor atau coach tidak hanya berperan sebagai penilai, tetapi juga sebagai mitra pengembangan diri para guru. Melalui coaching, guru diberikan bimbingan, dorongan, dan umpan balik yang konstruktif untuk meningkatkan kinerja mereka.

Salah satu keunggulan utama dari pendekatan coaching adalah fokusnya pada pengembangan kompetensi secara berkelanjutan. Dengan adanya coaching, guru memiliki kesempatan untuk mengidentifikasi area pengembangan diri, merencanakan tindakan perbaikan, dan meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Coaching juga memungkinkan supervisor untuk memonitor pencapaian tujuan pembelajaran secara lebih efektif.

Dalam implementasi coaching untuk supervisi akademik, penting untuk memahami bahwa coaching bukanlah tentang mengevaluasi, tetapi lebih pada memberdayakan. Coaching memungkinkan guru untuk merasa didengar, didukung, dan terbantu dalam mengatasi tantangan pembelajaran. Dengan adanya coaching, guru merasa lebih termotivasi untuk terus belajar dan berkembang .

Dalam konteks pendidikan modern yang terus berkembang, pendekatan coaching untuk supervisi akademik menjadi semakin relevan. Guru yang mendapatkan dukungan coaching cenderung memiliki motivasi yang lebih tinggi, kinerja yang lebih baik, dan mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan berpihak pada murid.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa coaching untuk supervisi akademik merupakan pendekatan yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Melalui coaching, guru dapat diberdayakan, potensi mereka dioptimalkan, dan tujuan pembelajaran yang berpihak pada murid dapat tercapai dengan lebih baik. Oleh karena itu, implementasi coaching dalam supervisi akademik seharusnya menjadi prioritas bagi setiap lembaga pendidikan yang ingin mencapai keunggulan dalam proses pembelajaran.

Semoga artikel ini memberikan wawasan yang berguna tentang pentingnya coaching dalam supervisi akademik dan bagaimana pendekatan ini dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di masa depan.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Sumber: Bahan Ajar Pendidikan Program Guru Penggerak, Paket Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid, Modul 2.3: Coaching untuk Suvervisi Akademik (Edisi Ketiga: Januari 2023)

Selasa, 16 Januari 2024

Pengelolaan Kinerja Pada PMM (Platform Merdeka Mengajar)

 Asslamu'alaikum Wr. Wb,

Hallo Bapak/Ibu Hebat.

Pengelolaan Kinerja pada PMM adalah alat bantu yang memudahkan Guru dan Kepala Sekolah untuk menentukan sasaran kinerja yang lebih kontekstual sesuai kebutuhan satuan pendidikan dan pengembangan karir guna peningkatan kualitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Fitur Pengelolaan Kinerja ini telah terintegrasi dengan layanan e-kinerja yang dikelola oleh Badan Kepegawaian Negara.

Apa manfaat menggunakan Pengelolaan Kinerja di PMM jika dibandingkan dengan e-Kinerja?
Dengan menggunakan Pengelolaan Kinerja melalui Platform Merdeka Mengajar, Guru dan Kepala Sekolah dapat melakukan Pengelolaan Kinerja yang lebih kontekstual dan spesifik untuk pelaksanaan tugasnya sebagaimana visi transformasi pembelajaran yang ditetapkan Kemendikbudristek.
Manfaat Pengelolaan Kinerja untuk Guru dan Kepala Sekolah diantaranya:
  • Memfasilitasi pegawai (guru dan kepala sekolah) melakukan pengembangan kompetensi dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.
  • Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kontribusi pegawai (guru dan kepala sekolah) terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. 
  • Memberikan penguatan dan dukungan terhadap peningkatan karier pegawai (guru dan kepala sekolah) berdasarkan kualitas kinerjanya.
Mengapa Transformasi Pengelolaan Kerja dibutuhkan ?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah aktif terlibat dalam upaya transformasi pengelolaan kinerja melalui program Merdeka Belajar. Fokus terkini adalah pengelolaan kinerja bagi Guru dan Kepala Sekolah, mencerminkan komitmen Kementerian untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas di sektor pendidikan.
 
Sebelumnya, pengelolaan kinerja Guru dan Kepala Sekolah dilakukan melalui e-Kin dan sistem-sistem lain dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) atau Badan Kepegawaian Negara (BKN), dengan format yang bervariasi antar dinas. Saat ini, Kementerian telah memperkenalkan Platform Merdeka Mengajar sebagai wadah terintegrasi untuk pengelolaan kinerja. Dengan langkah ini, diharapkan kemudahan, efisiensi, dan aksesibilitas yang lebih baik dapat dinikmati oleh Guru dan Kepala Sekolah.

Penting untuk dicatat bahwa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) selalu memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, khususnya melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Dalam konteks ini, Peraturan Menteri PANRB No. 6 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara menjadi landasan utama.

Sejalan dengan regulasi tersebut, penerapan PermenPANRB No. 1 Tahun 2023 tentang Jabatan Fungsional juga bertujuan memberikan kerangka kerja yang jelas, mendukung penilaian kinerja yang lebih akurat, dan merujuk pada tugas serta tanggung jawab yang spesifik. Dengan langkah-langkah ini, Kementerian tidak hanya berusaha menjadikan proses monitoring dan evaluasi kinerja lebih transparan dan responsif, tetapi juga memastikan bahwa semua tindakan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di lingkungan pendidikan dan memberikan keyakinan kepada para pemangku kepentingan.

Siapa Pengguna Pengelolaan Kinerja?
Pengelolaan Kinerja dapat digunakan oleh Guru dan Kepala Sekolah yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :
  • Guru dan Kepala Sekolah ASN (PNS dan PPPK) di bawah naungan Pemerintah Daerah dan sudah menggunakan platform e-Kinerja serta termasuk dengan Jenis PTK (Jenis GTK) berikut : 
  1. GURU MAPEL
  2. GURU KELAS
  3. GURU BK
  4. GURU PENGGANTI
  5. GURU TIK
  6. GURU PENDAMPING
  7. GURU PENDAMPING KHUSUS
  8. GURU PEMBIMBING KHUSUS
  9. PLAY GROUP TEACHER
  10. KINDERGARTEN TEACHER
  11. KEPALA SEKOLAH
  • Guru dan Kepala Sekolah  non-ASN di bawah naungan Pemerintah daerah tetap dianjurkan untuk menggunakan Pengelolaan Kinerja di platform Merdeka Mengajar.
Bagaimana Mengakses Pengelolaan Kinerja?
Sebelum mengakses Pengelolaan Kinerja, pastikan Anda merupakan Guru dan Kepala Sekolah yang memenuhi persyaratan dalam mengakses Halaman Pengelolaan Kinerja.
Selanjutnya, Anda juga dapat pastikan untuk masuk/login menggunakan akun belajar.id Untuk mengakses menu Pengelolaan Kinerja, silakan perhatikan langkah-langkah di bawah ini. 
  • Versi Aplikasi Android
1. Buka Menu Pengelolaan Kinerja pada laman Beranda aplikasi Merdeka Mengajar di Android

2. Setelah masuk ke halaman Pengelolaan Kinerja, Anda akan melihat Alur Pengelolaan Kinerja seperti tampilan dibawah ini.


  • Versi Web
Jika Anda membuka platform Merdeka Mengajar melalui peramban/browser laptop/Desktop, maka ikuti langkah-langkah berikut untuk mengakses menu Pengelolaan Kinerja

1. Buka halaman https://guru.kemdikbud.go.id/ lalu geser layar ke bawah dan temukan Pengembangan Diri, lalu klik Pengelolaan Kinerja
2. Setelah masuk ke halaman Pengelolaan Kinerja, Anda akan melihat Alur Pengelolaan Kinerja seperti tampilan dibawah ini.


Linimasa Pengelolaan Kinerja
Pengelolaan Kinerja yang dirancang untuk dilakukan dalam dua siklus setiap tahunnya, dengan satu siklus berlangsung selama periode 6 bulan, bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan. Keuntungan utama adanya dua siklus dalam satu tahun adalah memberikan kesempatan untuk evaluasi berkala, pemantauan, dan peningkatan kinerja, baik bagi Guru maupun Kepala Sekolah.
Pemangku kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Kinerja antara lain Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) selaku instansi pembina Guru dan Kepala Sekolah, Badan Kepegawaian Negara (BKN) instansi pemerintah yang membidangi manajemen kepegawaian, dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangan melalui Badan Kepegawaian Daerah dan Dinas Pendidikan. Keterlibatan pemangku kepentingan tersebut memperkuat implementasi Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah sehingga menjadikannya lebih berdampak, dinamis, dan responsif terhadap kualitas pembelajaran selama setahun. Linimasa Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah mencerminkan komitmen untuk memberikan evaluasi secara berkala dan dukungan secara teratur guna mendukung peningkatan kinerja yang berkelanjutan.

Tujuan yang ingin dicapai dari Pengelolaan Kinerja adalah mendukung Guru dan Kepala Sekolah melakukan peningkatan kinerja dengan lebih terfokus pada 1 indikator kinerja yang telah dipilih pada setiap siklusnya.

Adapun detail Siklus Peningkatan Kinerja adalah sebagai berikut:
  • Diskusi Persiapan: Upaya merumuskan fokus perilaku, upaya mempelajari, dan menentukan jadwal observasi kinerja. 
  • Observasi Kinerja: Observasi Kinerja bertujuan menetapkan batas dasar kinerja (baseline) berdasarkan upaya yang telah dirumuskan pada siklus Diskusi Persiapan antara Guru dan Kepala Sekolah. Observasi kinerja dilakukan bukan untuk melakukan penilaian.
  • Diskusi Tindak Lanjut: Upaya merefleksikan hasil observasi kinerja dan upaya menentukan tindak lanjut yang akan dilakukan dan kebutuhan dukungan untuk peningkatan kinerja. Diskusi ini juga dilakukan antara Guru dan Kepala Sekolah.
  • Upaya Tindak Lanjut: Upaya melakukan pengembangan kompetensi yang dibutuhkan untuk peningkatan kinerja sesuai dengan hasil diskusi tindak lanjut sebelumnya. 
  • Refleksi Tindak Lanjut: Upaya merefleksikan tindak lanjut termasuk identifikasi capaian, tantangan, dan rencana perbaikan.
Tahapan Pengelolaan Kinerja Untuk Guru
Pengelolaan Kinerja untuk Guru memiliki tiga tahapan penting yang dilakukan oleh Guru selama enam bulan dan terjadi dua kali dalam setahun. (Perdirjen GTK/Nomor7607/B.B1/HK.03/2023). Berikut adalah Tahapan Pengelolaan Kinerja dimulai dari Perencanaan Kinerja hingga Penilaian Hasil Kinerja di Platform Merdeka Mengajar.

  • Perencanaan Kinerja

Bagi Guru yang tidak memiliki Kepala Sekolah definitif (saat ini dipimpin oleh Plt Kepala Sekolah) di Satuan Pendidikan, maka Perencanaan Kinerja yang diajukan akan disetujui secara otomatis oleh sistem. Pastikan perencanaan yang Anda buat telah sesuai sebelum mengajukan, karena tidak ada proses diskusi hingga pengecekan manual yang umumnya dilakukan oleh Kepala Sekolah.
Perencanaan Kinerja merupakan proses penting bagi Guru dalam meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran yang berdampak pada Peserta Didik. Pada tahap ini, Guru dapat memulai menyusun Perencanaan Kinerja pada awal bulan di setiap semester tahun ajaran baru. Guru  dapat memilih indikator yang direkomendasikan berdasarkan penilaian dari Rapor Pendidikan atau indikator lainnya sesuai dengan kebutuhan peningkatan kinerja. Bagi ‘Perencanaan Kinerja' yang telah disusun akan diajukan kepada Atasan dan akan melakukan peninjauan serta memberikan persetujuan terhadap Perencanaan Kinerja yang diajukan oleh Guru.

Perencanaan Kinerja merupakan tahap awal dalam Pengelolaan Kinerja. Pada tahap ini, Guru diminta untuk menyusun Perencanaan Kinerja sebelum batas waktu yang dianjurkan, yaitu pada awal bulan setiap semester. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan Guru dalam berdiskusi dengan Kepala Sekolah guna melakukan evaluasi dan penyesuaian yang lebih efektif terhadap penyusunan Perencanaan Kinerja.

Perencanaan Kinerja memiliki lima tahap yang harus dilakukan oleh Guru, mulai dari penyusunan Praktik Kinerja/ Praktik Pembelajaran  hingga melakukan pengecekan Rangkuman dari penyusunan yang telah dibuat.
  1. Praktik Kinerja / Praktik Pembelajaran
  2. Pengembangan Kompetensi
  3. Tugas Tambahan
  4. Perilaku Kerja
  5. Rangkuman
  • Pelaksanaan Kinerja
Pelaksanaan Kinerja merupakan tahap kedua setelah Perencanaan Kinerja yang sudah disetujui. Pada tahap ini, Kepala Sekolah akan melakukan pelaksanaan, pemantauan dan pembinaan kinerja melalui observasi. Pelaksanaan Kinerja memiliki empat proses tahapan dalam melakukan observasi yang dilakukan oleh Guru dan/atau Kepala Sekolah mulai dari Bulan Februari sampai dengan Mei. Berikut empat proses tahapan dalam melakukan :
  1. Diskusi Persiapan
  2. Observasi Kelas
  3. Diskusi Tindak Lanjut
  4. Refleksi Tindak Lanjut
Guru juga akan diminta untuk melampirkan bukti dukung Pengembangan Kompetensi dan bukti dukung Tugas Tambahan di Pelaksanaan Kinerja.
  • Penilaian Kinerja

Penilaian Kinerja merupakan tahap terakhir dari rangkaian Pengelolaan Kinerja. Pada tahap ini, Kepala Sekolah dan Guru akan berdiskusi untuk menentukan penilaian kinerja di akhir semester berdasarkan ‘Pelaksanaan Kinerja’ yang telah dilakukan. Kepala Sekolah akan membahas pencapaian dan kontribusi Guru sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Kinerja. Diskusi ini menjadi momen untuk memberikan umpan balik, mengidentifikasi kekuatan, dan merencanakan langkah-langkah pengembangan selanjutnya guna meningkatkan kualitas pembelajaran dan kinerja Guru.






Demikian Artikel ini saya samapaikan, semoga dapat bermanfaat.
Wassalam.

Sumber: